Isu kudeta menghantui Presiden SBY di saat masa kepemimpinannya kurang dari dua tahun lagi. Aksi demo besar-besaran pada 25 Maret mendatang disebut-sebut akan menggulingkan presiden dan menggantikan dengan pemerintahan transisi.
Menariknya, demo yang diklaim akan bergerak di 17 provinsi dengan Jakarta sebagai pusatnya akan mengusung lima tuntutan. Mantan anggota DPR dari PKB Effendi Choiriemengungkapkan lima tuntutan yang diberi nama Panca Tuntutan Rakyat (Pantura) itu berisi nasionalisasi tambang migas, turunkan harga, hentikan liberalisasi impor, selesaikan kasus korupsi yang melibatkan Istana, dan hentikan konflik SARA dan adili pelanggaran HAM.
"Jadi kami melalui presidium, minta dukungan h-4 di seluruh Indonesia di seluruh sektor menyertakan ultimatum," ujar Gus Choi usai menghadiri acara temu sipil dan militer di Gedung Joeang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/3).
"Tidak ada kepentingan pribadi semua untuk rakyat dan mendorong kedaulatan rakyat Indonesia," imbuhnya.
Jika di tahun 2013 Presiden SBY digoyang dengan 'Pantura', saat peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru, Presiden Soekarno digoyang dengan aksi mahasiswa yang menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
Tritura adalah 3 tuntutan kepada pemerintah yang diserukan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Angkatan Bersenjata.
Tritura berisi: Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan kabinet Dwikora, dan turunkan harga dan perbaiki sandang-pangan.
Aksi itu berawal dari gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI yang semakin kencang pasca peristiwa G30 S. Presiden Soekarno tidak segera mengambil tindakan konkret.
Pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Soekarno mengumumkan reshuffle kabinet. Namun, dalam kabinet itu duduk para simpatisan PKI. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa meningkatkan aksi demonstrasinya. Tanggal 24 Februari 1966 mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru.
Dalam insiden yang terjadi dengan Resimen Cakrabirawa, Pasukan Pengawal PresidenSoekarno, seorang mahasiswa Arief Rahman Hakim Gugur. Pada tanggal 25 Februari 1966 KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
Aksi Tritura ini berujung dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan ormas-ormasnya. Kepemimpinan pun beralih dari Soekarno keSoeharto.
Mampukah Pantura mengulangi kesuksesan Tritura?
Reporter : Iqbal FadilJumat, 22 Maret 2013 06:02:00
sumber : merdeka.com
0 comments :
Posting Komentar